When this life becomes more difficult, I hope my starlight will stay to give me little hopeness in this black holes darkness sky

krisjoko

Pedal Gas Pintar Mencegah Tabrakan

Tuesday, November 18, 2008 by Mas Kris

Pedal gas, kini bukan hanya sebagai alat yang digunakan untuk mengatur putaran mesin dan kecepatan mobil. Alat yang paling sering diinjak pengemudi ini, juga dikembangkan untuk mencegah terjadinya tabrakan. Namanya pedal gas pintar (smart accelerator pedal) atau accelerator force feedback (AFFP).

Dengan pedal gas model ini, begitu sebuah mobil sudah dekat dengan belakang kendaraan yang di depannya, pedal memberi tahu pengemudi jangan lagi menginjak gas lebih dalam. Caranya, pedal gas bergetar. Metode lain, pedal semakin berat ditekan alias ogah ditekan makin dalam.

Teknologi ini dikembangkan oleh salah satu divisi Continental Corporation yang yang dulunya adalah Siemens AG atau Siemens VDO. Menurut Continental, dengan alat ini, tingkat kecelakaan, terutama menubruk dari belakang bisa dikurangi.

Munculnya ide untuk membuat alat tersebut karena hampir setiap kecelakaan yang terjadi di Jerman adalah tabrakan dari belakang. Pada 2006, ADAC mencatat, 100.000 kecelakaan adalah tabrakan belakang yang terjadi di berbagai jalan, yaitu dalam kota, tol dan luar kota.

Pada 2007, Kantor Statistik Jerman melaporkan, 104.248 tabrakan terjadi karena pengemudi tidak melihat ke depan, sedang berhenti di lampu merah, melaju atau saat menunggu. Dari semua kecelakaan itu mengakibatkan 384 orang meninggal dan 103.864 luka-luka. 85 persen dari kecelakaan itu, karena kelalaian manusia.

“Drive by Wire”
Pedal gas bisa dibuat “pintar” karena tidak lagi bekerja secara mekanis. Alat penggantur kecepatan ini hanya menggunakan kabel kecil yang “lemas” untuk mengalirkan listrik ke ”throttle body” atau katup gas di mesin. Selanjutnya, katup gas ini digerakkan oleh stepper motor yang bekerja untuk membuka dan menutup aliran udara ke dalam mesin. Istilah sekarang, teknologi ini disebut “drive by wire”.

Selain motor listrik di pedal, komponen lain yang juga penting pada sistem ini adalah sensor jarak. Sensor ini dipasang di kanan dan kiri di depan mobil. Komponen ini bekerja secara akurat untuk mengukur jarak dengan kendaraan yang berada di depannya.

Jika jarak antara mobil dengan yang di depan tidak aman, sensor mengirimkan data ke komputer, selanjutnya mengaktifkan pedal gas. Pedal gas akan bergetar! Ini merupakan tanda atau peringatan bagi pengemudi bahwa jarak mobilnya dengan yang di depan dalam situasi berbahaya.

Selain getaran, fitur lain yang ditambahkan adalah gerakan pedal gas menjadi berat. Ini bisa dilakukan karena motor menahan gerakan pedal gas. Dengan kemampuan seperti itu, Continental menyebut teknologinya sebagai pengaman aktif. Kecepatan kerja motor listrik untuk mengubah posisi pedal hanya 0,1 detik.

Dengan peringatan dari pedal gas itu, pengemudi bersiap menginjak pedal rem. Ditambahkan, teknologi ini merupakan pengembangan dari sistem keamanan Continental ContiGuard dan diharapkan bisa mengurangi kecelakaan di jalan raya, terutama tabrakan dari belakang.

Teknologi ini juga dapat membantu pengemudi melaju pada kecepatan rata-rata. Hasilnya, bisa mengirit konsumsi bahan bakar dan mengurangi emisi karbon dioksida.

Pengemudi Ngobrol
Meski teknologi ini cukup menjanjikan, ternyata menyisakan pertanyaan bagi para ahli yang mengembangkannya, yaitu bagaimana membuat alat ini bisa bekerja secara efektif? Di samping itu, juga terus diupayakan untuk memperingatkan pengemudi pada situasi bahaya dan memberikan perhatian penuh setelah mendapatkan peringatan.

“Problem dasar sinyal optik dan akustik adalah perhatian pengemudi yang tidak fokus. Misalnya sedang menelpon atau ngobrol dengan penumpang. Pada kondisi tersebut, pengemudi bisa saja tidak peduli dengan peringatan tersebut,” jelas Bernd Gebhart, Kepala Unit Elektronik Sasis.

Continental juga menggunakan peringatan sensor yang sama, untuk membantu mobil berpindah jalur dengan aman. AFFP bergetar jika Adaptive Cruise Control (ACC) mengetahui bahwa kendaraan terlalu dekat dengan mobil di depannya. Pada situasi berbahaya, sistem langsung membuat gerakan pedal gas semakin berat.

Kendati demikian, pengemudi masih tetap bisa mengontrol dan dapat mempercepat laju kendaraannya jika diperlukan pada situasi lalu lintas khusus. Caranya dengan menyatukan AFFP ke sistem kendaraan masa depan. Dengan ini, pedal akselerator aktif akan dapat meningkatkan keamanan kendaraan pada berbagai situasi berbahaya.

ZBJ

Filed under , having  

0 comments:

Post a Comment