When this life becomes more difficult, I hope my starlight will stay to give me little hopeness in this black holes darkness sky

krisjoko

Ban Hujan Yang Cocok Untuk Motor

Tuesday, December 2, 2008 by Mas Kris


Banyak pemilik sepeda motor kalang kabut menghadapi musim hujan ini. Ada yang nggak bisa mulus kala manuver di tikungan lantaran tunggangannya memakai ban jenis kering. Lalu, ada yang salah kaprah beli ban basah. “Padahal, produsen ban nasional bikin ban sudah menyesuaikan dengnan kondisi jalan dan niklim Indonesia,” tegas Yulfahmi, pimpinan Departemen technical Production PT Gajah Tunggal, produsen ban IRC.

Biasanya, lanjut Yulfami, saat memproduksi sudah diperhitungkan bisa dipakai saat kondisi jalan basah atau kering. Apalagi ban yang diproduksi untuk standar pabrikan motor.

Lalu, ban seperti apa yang cocok untuk kondisi jalan basah? Yang jelas, semua desain ban yang mempunyai pattern groove (alur kembang) cocok untuk jalanan basah. “Sebab groove berfungsi sebagai jalur air dan memecah genangan air sehingga bagian yang menonjol bisa mengcengkeram aspal,” jelas Yulfami.

Ban standar bawaan pabrik, sebenarnya paling ideal buat jalanan basah maupun kering. Sebab, terang Yulfami, sudah diperhitungkan dengan berat dan tenaga motor. Baik diameter maupun lebar tapak.

Pertanyaannya, mana yang lebih baik, ban dengan banyak coakan yang rapat atau renggang? Makin rapat groove makin baik membuang air di jalan tergenang. Sebaliknya, yang renggang telat memecah genangan air. Tapi, coakan rapat atau renggang juga berisiko. “Ini menyangkut umur ban,” ungkap Yulfahmi.

Jika groove rapat, permukaan ban yang bersinggungan dengan aspal semakin sedikit. Artinya, beban yang ditanggung jadi lebih berat. Akibatnya gesekan akan lebih cepat menggerus kompon ban. Umur ban jadi lebih singkat.

Masih ada lagi, soal coakan di bibir ban. Ada ban yang punya pattern sampai bibir, ada juga yang tidak. Tapi jangan menghakimi ban yang tidak ‘dicoak’ sampai bibirnya tidak bagus. Semua sudah dianalisa saat didesain. Terutama kemampuan sudut kemiringan ban.

“Biasanya, meski miring saat manuver, tidak sampai habis sisi bibir ban. Masih tersisa sekitar 1 centimeter. Nah, biasanya sampai jarak itu produsen membuat coakan,” jelas Willianto Husada, dari produsen ban Indo Tire. (Aries)

Filed under having  

1 comments:

Anonymous said...

wah penting nih untuk para pengendara daripada terpeleset :P

Post a Comment