When this life becomes more difficult, I hope my starlight will stay to give me little hopeness in this black holes darkness sky

krisjoko

Komparasi Honda Tiger vs Kanzen Roadwin 200 vs Bajaj Pulsar 200

Thursday, January 1, 2009 by Mas Kris


Bakal hadirnya Kanzen Roadwin 200 tentu akan menambah ramai persaingan jenis motor laki (motorsport) di kelas 200 cc. Setelah sebelumnya muncul lebih dulu Bajaj Pulsar 200 DTS-I dan Honda New Tiger Revolution.

Dari kebesaran nama, penguasaan pasar dan tentu berkaitan dengan harga jual balik, jelas Tiger mengungguli kedua pesaingnya yang berasal dari negara berbeda, yakni Indonesia (Kanzen) dan India (Bajaj). Namun dari segi fitur dan desain yang ditawarkan ke konsumen, mungkin bisa fight.

Untuk mengetahui lebih detail, Em-Plus melakukan komparasi terhadap ketiga motor yang punya range harga di atas Rp15 jutaan. Artinya, mereka tidak dipandang sebagai daily use, namun sudah masuk lifestyle, aktivitas hobi baik turing atau sekedar image.

Tampilan Keseluruhan
Konsep double down tube yang dipakai Kanzen lumayan mencuri perhatian. Apalagi desain yang dia pilih cukup clean dan simpel. Lekukannya juga minimalis tanpa mengesampingkan kesan gahar di motor laki. Yang pasti, pilihan monosok jadi keunggulan yang berdampak pada desain keseluruhan.

Honda lain lagi. Kesan futuristik khas cruiser Eropa lewat asimetris dan detail yang rapi jadi pertimbangan. Apalagi motor ini ada dalam naungan pabrikan yang sudah melegenda di benak bikers Indonesia.

Sedang Bajaj sebagai new comers, cukup berani dengan desain brasa Italia-nya. Buntut meruncing dengan desain lampu yang ekstraordinary jadi evaluasi tersendiri. “Tapi di soal streamline, Honda lebih terasa,” nilai Goy Gautama, dosen senirupa ITB yang juga pengamat desain motor asal Bandung.

Fitur-Fitur
Mungkin kita mulai dari bagian depan, yakni spidometer. Kemudahan penglihatan bagi pengendara menjadi tolok ukur. Dan Bajaj Pulsar yang menganut sistem digital, baik untuk menunjuk kecepatan maupun odometer dinilai paling canggih. Dengan teknologi itu, konsentrasi pengendara tetap terjaga.

Justru komparasi spidometer New Tiger Revo dan Roadwin 200 lebih menarik. Saat Honda menawarkan konsep berbeda seperti Asimetris, Roadwin malah tampil dengan model spidometer Tiger lama.

Ya! Dengan konsep panel dasar putih, bentuk dan model indikatornya pun tidak jauh beda. Mungkinkah seharusnya Roadwin sedikit lebih canggih? Mengingat konsep desain bodi dan sasis yang ditawarkan layaknya streetbike ala Italia.

Apalagi keunggulan lain yang dimiliki Bajaj? Motor India ini dilengkapi sistem pendinginan. Meski sebatas pada oil cooler, bukan radiator. Begitunya, gejala mesin terlalu panas pun bisa diredam. Dan juga, mutu oli tetap terjaga akibat sirkulasi yang dilakukan lewat oil cooler itu. Sementara, di Honda New Tiger Revolution dan Kanzen Roadwin 200 tetap mengaplikasi pendingin udara.

Untuk urusan kenyamanan saat berkendara, Kanzen Roadwin 200 menawarkan konsep monosok. Sedang dua kompetitornya tetap bertahan dengan gaya dual atau dua sok belakang.

Untuk soal fungsi, kemampuan atau kestabilan, sok dua juga enggak kalah hebat sih. Sebab dari Honda New Tiger Revolution dan Bajaj Pulsar 200 juga menawarkan peredam kejut yang dilengkapi dengan fitur gas. So, empuk dong!

Kalau bicara estetika tentu lain lagi. Virus atau tren motor modern adalah clean and simpel. Apalagi untuk yang bergaya sporty seperti yang ditawarkan ketiganya. Di sini gaya monosok tentu lebih dilirik dan up to date. Di soal ini, Kanzen boleh bangga!

Lampu Tiger unggul
Buat penerangan di lampu belakang, nampaknya Kanzen kudu mengalah dengan Tiger dan Pulsar. Karena, kedua kompetitor mengaplikasi model LED. Selain daya pancar cahaya lebih terang, juga lebih hemat arus listrik.

Soal bentuk, desain lampu yang ditawarkan Pulsar dan Tiger enggak kalah menarik. Dengan mika putih, lampu belakang Bajaj terlihat futuristik. Begitu juga dengan New Tiger yang membedakan antara mika lampu rem dengan lampu malam. Jadi lebih mudah dicermati pengendara di belakang. Ngomong soal Lampu. Desain Tiger berani tampil beda lewat konsep asimetrisnya (Eka, Isf@n)

Filed under having  

0 comments:

Post a Comment