JIKA Anda punya niat beli mobil bekas untuk keperluan mudik Lebaran ke kampung halaman, jangan tergiur dengan bodi mobil yang mulus. Apalagi kendaraan yang diincar bukan tahun muda, katakanlah tahun pembuatan di bawah tahun 2000.
Untuk mengecek semua komponen, tentu tak cukup selesai satu hari. Ketika mesin di starter, tokcer, dan digas antara 2.000 dan 3.000 rpm tidak berebet. Apakah calon pembeli sudah cukup puas? Ditambah kondisi bodi agak mulus.
Metode itu belum cukup. Perlu dicoba tes jalan, dari situ bisa diketahui kondisi rem dan laju mobil. Dengan mengenali gejala penyakit umum ini, tentu bisa dijadikan bahan pertimbangan sekaligus persiapan dana untuk perbaikan jika memang ingin membelinya.
1. Setir bergetar pada kecepatan tertentu
Umumnya, penyakit ini disebabkan roda depan sudah tidak balans. Jika getaran itu juga dirasakan di bangku driver, kemungkinan roda belakang juga tidak balans. Jadi, balanskan keempat roda.
2.Ketika melindas gundukan, mobil memantul lebih dari dua kali
Kondisi ini lebih sulit dideteksi jika kecepatan melindas gundukan terlalu pelan. Coba gunakan kecepatan antara 10 km/jam sampai 15km/jam untuk melindas gundukan berikutnya. Bila ayunan berulang kali, disebabkan keausan atau kerusakan sokbreker.
Anda bisa memeriksa kondisi fisiknya setelah test drive. Dengan mengganti sokbreker baru dengan kisaran harga Rp 1-2 juta, masalah ini bisa tuntas.
3.Sejak kecepatan rendah, mobil terasa bergoyang
Jika Anda merasakan goyang bodi selaras dengan setir, bisa jadi salah satu pelek roda depan sudah peyang. Namun jika pelek roda belakang yang peyang, biasanya goyangan begitu terasa jika duduk di bangku belakang.
Untuk menyelesaikan masalah ini, Anda bisa mereparasi pelek dengan biaya sekitar Rp 150 ribu per piece. Usai test drive, tak ada salahnya Anda mengecek juga kondisi pelek ban serep. Penyebab lainnya, salah satu roda tidak terpasang dengan baik akibat adanya baut roda yang kurang kencang.
4. Ketika jalan lurus, posisi setir tidak lurus
Kemungkinan setir pernah dilepas dan ketika pemasangan kembali, posisi roda kemudi tidak lurus. Sehingga tidak selaras dengan arah ban. Kemungkinan lain adalah masalah sudut-sudut keselarasan roda. Dengan melakukan wheel alignment (spooring) di bengkel, masalah ini bisa dihilangkan.
Tapi jika Anda mengajak mekanik, sebaiknya cek pula komponen sistem kemudi. Terutama jika gejala ini muncul setelah Anda melindas gundukan atau lubang jalan. Indikator lainnya yakni kondisi keausan tapak ban yang tidak merata. Jika ini yang terjadi, perbaikan sistem kemudi bisa menelan biaya besar.
5. Ketika setir dilepas, mobil cenderung mengarah ke salah satu sisi.
Bisa juga pergeseran mobil, kekiri atau kekanan lantaran kemiringnan jalan. Untuk memastikan, periksa semua tekanan angina.
Pergeseran mobil terjadi di jalanan yang rata, perlu dilakuakn wheel alignment di bengkel. Terburuknya, disebabkan konstruksi sistem kemudi mengalami kerusakan dan harus dibawa ke bengkel.
Penyebabnya ada dua, bisa karena desain kembang ban yang cukup besar. Jenis ini biasanya untuk medan off-road
Coba periksa kondisi ban depan dengan meraba bagian pinggir tapaknya secara perlahan dalam dua arah. Namun hati-hati jika ada benang baja yang sudah keluar atau benda tajam lain. Ketika diraba ke satu arah terasa mulus, tapi saat berbalik arah Anda mendapati kembang ban lebih tajam atau kasar, kondisi ini bisa menimbulkan dengung.
Penyebab lain ban mendengung, kondisi laher roda yang kurang bagus, suaranya tidak sekeras dengung akibat kembangan ban yang besar. Tapi cukup mengganggu kuping
5 comments:
mudah-mudahan bisa beli mobil besok..
kapan yach..bunda pengen punya mobil sendiri..maksih tipsnya yaa
saya pesen satu y om.dibungku aja..besok ngumpulin duit dl baru beli mobil
aku bisa pesen gak......., ntar shubuh....ditunggu
mas aku pesen lampunya dulu, nanti pelek, ban, dan lainnya menyusul :)
Post a Comment